Setibanya di Laut


Kujelajahi bola matamu; separuh samudera separuh langit senja

Bergerombolan ombak dan angin berderap mendorong perahu kecil nelayan

Lengkung di bibirmu masih mendesiskan kidung 

tenang dan lembut mengalun menutup deru ombak lautan


Ooh, kasihku

Kita tatap camar-camar yang terbang menukik ke air laut

Timbul-tenggelam bagai keinginan hati yang tak menentu

Anak-anak laut yang berlarian

Membawa segala harapan-harapan akan keadaan

Meredakan luka sementara dan membangkitkan rasa yang kau dan aku saling jaga bersama


Lukamu, yang merah sekaligus teduh

yang enggan berkata pada setiap manusia

yang enggan bersapa pada belantara rimba

yang enggan bersikeras terhadap apa-apa yang tidak tereja


kau berjalan, melangkah pelan mengikuti aroma air hujan

kau menepi di antara jurang dan bukit tanah merah di bawah langit pasi

kau bakar setanggi pada pelataran hati

hingga akhirnya mengetahui; akulah samudera.


Nusakambangan,

Januari 2022

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hanya—itu

Mengejamu

Laut dan Langit