Tuhan, Aku Tersesat
Buah hati penginderaan saya akhirnya berhasil mengalami prosesi dan dinamika pemikiran, hingga berakhir pada kelahirannya dengan bentuk sebuah buku kumpulan puisi. Pemilihan judul merupakan sebuah perenungan saya ketika bingung ingin menamai apa 'anak' pertama yang saya kandung sendiri ini. Beberapa saran dan diskusi dari rekan lintas latar belakang juga sudah terlaksanakan. Hingga akhirnya saya berkesimpulan bahwa "Dunia adalah tempat bagi orang-orang tersesat".
Orang-orang itu berusaha dan berjuang dalam mencari jalan di kehidupannya. Ada yang berjuang demi harta, berusaha untuk tahta, juga mengupayakan segenap usaha demi jalan hidup yang beraneka. Banyaknya jalan hidup yang ditempuh ini menjadikan orang-orang mempunyai cara pandang dan paradigma yang beragam pula.
Buku ini merupakan berisikan beberapa puisi dari blog coretansuta.blogspot.com yang pernah saya hapus. Selanjutnya puisi-puisi yang terhiumpun di note gawai juga meramaikan sehingga berhasil terwujud sebuah kumpulan puisi ini. Di dalamnya terdapat sajak-sajak penuh penginderaan pada alam raya, kemarahan terhadap ketidakadilan serta ketidakjelasan, dan tentunya cinta.
Saya tidak ingin mengagungkan ataupun mengkultuskan buku ini, karena memang pada dasarnya segala pengkultusan adalah pengkerdilan terhadap sebuah pemikiran. Saya menolak sebuah pengkultusan, juga pujian dan kritikan yang berlebihan terhadap sebuah karya yang lahir. Pembaca harus mengerti bagaimana prosesi penginderaan seorang penulis terhadap apapum, hingga anak pemikirannya lahir menjadi sebuah karya.
Silakan bakar, buang, atau robek-robek buku ini. Saya tidak melarangnya, asal pembaca membelinya. Bukan karena saya mengejar meterial dari sebuah karya, tetapi lebih kepada menghidupkan proses usaha orang-orang yang bergerak di dalam sebuah industri penerbitan buku, khususnya penerbit indie.
Semoga sebuah ulasan buku yang tidak menarik ini menjadi bahan bacaan yang bisa dipahami oleh pembaca. Selamat memeluk, mencium, ataupun menghardik anak pemikiran saya.
Selamat bersua di alam raya, semoga bahagia senantiasa bersama.
Sekian.
Purwokerto Selatan,
Februari 2021.
Suta Sartika.